followers

Selasa, 13 Juli 2010

Akhir Kisah 'Liona"

Kini Liona tak lagi seperti dulu. Ia tak seceria dulu. Liona kini sendiri hanya dengan apa yang ia miliki. Asa Liona sirna sudah. Cita-cita dulu juga tak ada lagi. Liona tak pernah menyesalkan apa yang telah terjadi, ia tau bahwa itu kehendaknya. Tidak satu manusiapun yang ia persalahkan. Tidak juga akan membenci TUHAN nya. Liona sadar bahwa ia manusia biasa. Semua yang ia miliki bukan miliknya. Hanya sebuah titipan yang dipercayakan padanya.

Liona ingat malam itu terakhir kalinya ia menerima sms dari pria yang ia sayangi. Sebut saja ia dengan “JATI”. Suasana saat itu begitu rumit dan kompleks. Penuh dengan masalah, amarah dan cerita duka lainnya. Tiga setengah tahun sudah Liona mengukir kisah dengan Jati melalui dunia maya. Tapi bagi Liona Jati bukanlah dunia maya, kehadiran jati jauh lebih nyata dari apa yang ada di dekatnya. Banyak harapan dan cita-cita yang ingin Liona capai bersama Jati. Namun…inilah detik-detik saat Liona harus kehilangan segalanya.
“ma….ibu dah curiga…besok mungkin papa disidang keluarga..” ucap Jati pada Liona dalam perbincangan via telepon ketika itu. Liona tak dapat menebak apa yang akan terjadi pada Jati esok. Yah… selama ini keluarga Jati tak tahu bahwa ia bersama Liona. Ada alasan yang memaksa Jati untuk melakukan itu semua. Ada trauma dalam keluarga yang membuat Jati menyembunyikan keberadaan Liona. Keesokan hari Liona harap-harap cemas menunggu kabar apa yang terjadi pada Jati. Liona tak henti-hentinya memperhatikan ponsel berharap ada pesan yang masuk. Waktu terus berjalan, malam semakin larut tak jua ada pesan yang masuk. Liona akhirnya memutuskan mengirimkan pesan pada Jati untuk memastikan keadaannya. Jati membalasnya.. tapi tak ada yang aneh dalam balasan itu, ia menjawab bahwa ia baik-baik saja. Jawaban itu tak lantas membuat Liona tenang. Liona bisa merasakan bahwa terjadi sesuatu pada kekasihnya. Tapi Liona tak mampu memaksa Jati berbicara lebih jauh. Liona khawatir, Kalut dan banyak perasaan lain yang menghantuinya. Pikirannya tak tenang.
Ternyata benar…esok harinya tak satupun kabar yang ia dapat dari Jati. Ia coba untuk menghubungi ponsel Jati…“tidak aktif”. Pikirannya semakin kacau. Namun Liona tetap berusaha, ia kirimkan pesan pada ponsel Jati dalam keadaan tidak aktif itu. Liona tak pernah berhenti berharap ada yang membalas pesan itu. Sesekali terdengar dering bahwa pesan telah terkirim. Liona yakin ponsel itu aktif, Tapi disaat Liona menghubungi, nomor itu tak lagi aktif. Perasaan Liona semakin bingung.
Tiga hari sudah Liona tak mendapat kabar dari jati. Liona tak tau lagi harus berpikir apa. Ia hubungi adik kekasihnya berharap mendapatkan semua kabar tentang Jati. Ia Tanya keadaan jati pada adiknya. Tapi apa yang Liona dapatkan. “Lin..Lupain abang gue yah…loe coba cari cowok lain aja”..kata-kata itu sontak membuat Liona diam dan tak berpikir apapun. Liona menanyakan mengapa ia tega mengatakan itu. Ia jelaskan semua yang terjadi. Keluargannya tak setuju dengan keberadaan Liona. Mereka berpikir bahwa Liona tak jelas sama seperti trauma yang pernah mereka rasakan. Jati harus memilih antara Keluarga dan Liona. Adiknya juga tak dapat berbuat apa-apa. “maaf lin…gue juga nggak bisa bantu loe…kalo gue ikut campur..gue juga bakal disidang seperti abang…gue takut” ucapnya. Liona semakin terdiam.
Satu minggu sudah Liona losed contact dengan Jati. Tak ada yang mampu Liona lakukan. Hanya berdoa. Setiap malam Liona mohon pada TUHAN untuk memberi jalan yang terbaik pada semua. Liona kini hanya bisa pasrah. Ia tak ingin pria yang ia cinta menderita karena telah memilihnya.
Hingga satu hari, tiba-tiba Jati menelepon Liona. Kerinduan yang teramat dalam membuat Liona diam, ia hanya mampu menangis. “maafkan aku…aku harus memilih keluargaku…lupakan aku” hanya kalimat singkat itu yang Jati sampaikan pada Liona. Jatipun memutuskan perbincangan itu. Keadaan Liona saat itu semakin kacau.
Beberapa minggu telah berlalu. Jati seakan ditelan bumi. Ia tak lagi menghubungi Liona. Sementara itu Liona mencoba terus mengirim pesan melalui adiknya. Liona tau pesan itu tak kan dibalas. Tapi Liona yakin pesan itu akan dibaca. Terakhir Liona memaksakan diri untuk menghubungi adik Jati. Karena ia tak tau lagi cara apa yang harus ia lakukan. Lagi-lagi adiknya menyuruh Liona untuk melupakan semua. Tapi tak hanya itu kali ini adiknya mengatakan bahwa Jati telah mempunyai wanita lain. Semakin hancur perasaan Liona. Tapi perkataan itu belum membuatnya yakin. Seperti biasa Liona membuka facebooknya. Ia coba membuka facebook Jati..Liona merasa ada yang ganjil disana.Liona perhatikan seluruh bagian halaman facebook itu. Liona tertegun ada 1 catatan. Liona ingat sebelumnya Jati tak pernah menulis dalam catatan itu. Liona buka dan baca perlahan demi perlahan. Tetes airmata Liona jatuh seketika. Jati menulis bahwa ia telah memiliki orang lain. Liona memejamkan mata, ia tutup halaman itu. Liona tak sanggup membaca catatan itu lagi. Dua hari kemudian Jati menelepon Liona. Liona mendengar tangisnya. Liona bisa merasakan betapa besar kerinduan itu. Hati Liona semakin menangis. Ia telah dikenalkan pada wanita lain oleh keluarganya. Jati lagi-lagi meminta Liona melupakan dan melepasnya. Liona sadar bahwa itu hal yang tak mungkin bisa ia lakukan. Tapi tak ada yang bisa Liona berikan pada pria yang ia sayang. Liona tak pernah ingin melihat Jati menderita karenanya. Yah…kini Liona berusahan mengikhlaskannya. Liona pasrahkan segalanya pada yang KUASA… ia akan pergi dengan semua cinta dan sayangnya pada Jati...